Translate

Senin, 28 April 2014

SEJARAH DESA SEBULU

SEJARAH BERDIRINYA DESA SEBULU DAN KECAMATAN SEBULU
MUKADDIMAH
Dengan berkat rahmat ALLAH SWT Sang pencipta alam semesta beserta isinya yang telah melimpahkan Rahmat,Taupik,Hidayah dan Inayyah nya kepada kita sekalian.
Sholawat dan Salam semoga selalu tercurahkan kepada Junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW Beserta keluarga,sahabat dan para pengikut ajaran beliau sampai akhir jaman, Amiin ya robbal Aalamin.
Dengan ijin serta hidayah Allah SWT,dan dengan dorongan hati yang kuat saya untuk menerbitkan bacaan yang menguraikan sejarah kampung Sebulu dan berdirinya Kecamatan Sebulu,Dengan keinginan yang kuat inilah kami mencoba menggali cerita demi cerita,Akhirnya kami dapatkan lah sejarahnya lewat seorang narasumber yaitu Bapak ABDUSSAMAD USMAN Kelahiran Sendawar Kec. Melak tanggal 10 maret 1939 Mantan Pegawai Kecamatan Sebulu,Kec Kota Bangun dan bendaharawan kantor perwakilan Bupati kutai Samarinda ,Pensiunan April 1995.Dari bapak Abdussamad Kami dapatkan data dan keterangan yang Beliau dapatkan lewat tetuha kampung antara lain :
1.Neneknda H.M.Arsyad Imam tuha seboeloe(ALM)
2.Neneknda Asan Unggau turunan Wangsa Liut (ALM)
3.Ayahnda Haris (ALM)
4.Ayahnda Ugek / Doja (ALM)
5.Ayahnda Lupap / Beca (ALM)
6.Ayahnda Amer Husin Imam (ALM)
7.Neneknda Abd Berat(H.Syakir) yang juga sudah Almarhum.Data dan keterangan ini juga didapatkan langsung dari orang orang yang terlibat didalam perncanaan.
Kami selaku penulis sangat menyadari kelemahan dan kekurangan kami dan awam dalam semua hal,Khususnya mengenai opservasi pengumpulan cerita dari mulut kemulut yang dicatat sesuai kemampuan daya ingat bapak Abdussamad Usman sudah barang tentu banyak terdapat kekurangan dan lain sebagainya,kami selaku penulis mengharap kan;Kritik,Saran dan teguran dari semua pihak,Agar ungkapan Tulisan ini memberikan manfaat bagi para pembacanya,Amiin ya robbal Alamin.
Wabillahi Taufik Wal Hidayah,Summas salamu’Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu. Terima kakasih
Karangan ABDUSSAMAD USMAN
Sebulu, Februari 2010
Penulis

Eri Handayani

Bismillahirrahmanirrahim.
Adat Kutai sejak jaman dahulu kala sudah ada,Salah satunya yang masih sering dilaksanakan Pelas kampung dan Erau,pada suatu ketika setelah selesai acara Erau yang dilaksanakan oleh Sultan Kutai selama 40 hari maka masing masing rombongan akan pulang Kampung dengan membawa sisa perbekalan.pada sa’at itulah pimpinan rombong an Dua sekawan,Ma’ Tabo’ dan Ma’ Bunet memutuskan untuk untuk pulang mengingat perbekalan yang sudah semakin menipis maka diputuskan untuk mampir diEnnili,setelah diadakan musyawarah maka diputuskan bahwa Ma’ Tabo’bertahan di Ennili,Ma’Bunet di Entapi Separi.hari berjalan berganti minggu,minggu berjalan berganti bulan,tahun pun makin berlalu,turunan Ma’Tabo’ beranak pinak laki dan bini,waktu berjalan musim berlalu pergantian generasi dari waktu ke waktu,terpisahlah Ma’Tabo’dari Ennili ke hulu Ma’ Tabo’ meninggal diganti Sombong untuk mengurus kampung,sombong di Angkat menjadi petinggi kampung pun bergeser ke Kelansari,karena pengabdian beliau ke pada Sultan akhirnya Petinggi Sombong diberi gelar WANGSA LIUT.Setelah Meninggal Wangsa Liut maka Jabatan Petinggi jatuh kepada Singak, karena pengabdian beliau kepada sultan maka beliaupun diberi gelar WANGSA KENDOI,setelah Wangsa Kendoi meninggal maka jabatan pertinggi ditugaskan kepada ULEI,Setelah lima tahun Ulei men jabat maka Ulei pun diberi Gelar Wangsa,setelah Wangsa Ulei meninggal jabatan Peting gi diserahkan kepada ABD Riso,karena pemerintahan tersendat oleh Sultan petinggi pun diganti dengan Muhammad,orangnya cerdik danlagi cermat dengan Raja pun berhubu ngan dekat dan Akhirnya diberi gelar SOETA NATA.Selama tiga (30) tahun beliau men jabat usia beliau semakin lanjut penyakit pun semakin mundekat pekerjaan yang banyak pun terhambat,Akhirnya beliau digantikan ABDOEL BERAT.Pada jaman itu sekitar tahun 1954 Kampung Sebulu itu masih masuk didalam wilayah Kecamatan Tenggarong, Rupanyanya dari sekian banyak Pemuda ada yang berpikiran jauh kedepan tentang kema juan kampung,yaitu 2 kembar bersaudara :
1.Alm, H.HAMID BIN KUCEK.
2.Alm, H.EDISON BIN KUCEK.Keduanya putra pertama pasangan Ayahanda Kucek dan Ibunda Biyong yang keduanya juga sudah Almarhum.
Alkisah pada suatu hari di Tahun 1954 disebuah Warung kopi ”Embo’ INTAN”.H Intan binti Udan di Telok ngengol,Sebulu Kecamatan Tenggarong.Diwarung itu berkumpul sekelompok pemuda Antara Lain:
1. Almarhum Anggek putra Sebulu
2. Almarhum Asan Kakap putra Sebulu
3. Almarhum Asur/Asmuransah (babon) putra Sebulu
4. Almarhum Darham putra Sebulu
5. Ardin H putra Loa raya Tenggarong
6. Almarhum Asur (Acung) putra Sebulu
7. Abdul Sammad Usman putra Sebulu
8. Almarhum Ijab putra Sabintulung,Kumpa
9. Almarhum Cerot putra Sabintulung,Kumpa dan
10. Almarhum Japuk putra sabintulung,Kumpa,
Disaat asiknya menikmati suguhan kopidari ibu haji Intan,Hamid yang Waktu itu sebelum haji,keluar kata dari bibir baliau yang berkeinginan untuk menjadikan kampung Sebulu ini sebagai Kecamatan sendiri,kontan saja semua penikmat kopi haji Intan tertawa,karena ucapan itu dianggap Unik sekaligus Aneh,tetapi ada juga diantara pendengar yang merespon ucapanitu,salah satunya neneknda Anggek bahkan beliau siap membantu.Hamid dan Edison mencoba menjelaskan dengan keberadaan hutan yang sangat luas,pegunungannya(dataran) maupun Rawa (Rapak) belukar,yang hanya ditanami buah buahan seperti:Durian,Elai,Todak,Rambutan(Koyakan) dan lainnya,hasil buahnya berlimpah,dan untuk menjualnya harus ke Samarinda,Teng garong atau ke Muara muntai.sementara mata pencaharian waktu itu hanya :
1.Behuma(Berladang)
2.Ngepang(Nyirap)
3.Nongkat Lobang (Batu bara)
4.Ndamar(Mencari Damar)
5.Ketiau(mencari Malau) dan pekerjaan ini tidak perlu Sekolah.Sekolah yang ada hanya sampai kelas Empat(4) untuk sampai ke kelas Enam (6) atau tamat harus Sekolah di Tenggarong,hanya mereka yang orang tua nya yang mampu saja bisa melanjutkan Sekolah Anaknya sampai ke Tenggarong untuk menjadi guru dan lainnya.Pikiran Hamid waktu itu sudah jauh kedepan Cita cita beliau sangatlah luhur dan dalam waktu yang tidak terlalu lama berita ini pun tersebar luas kepada masyara kat,tak ayal lagi banyak yang (meholot) mencemoohkan,ada yang mengatakan bahwa Hamid dan Dison menjadi Cita cita si Miun. Ada yang mengatakan(anak kucek handek gile melali jengan umpati rencananya*bahasa sebulu*)
Sampai pada tahun 1955 hayalan Hamid dan Dison itu terus menjadi rencana dan angan angan mereka,setiap kali ada orang berkumpul mereka(Hamid dan Dison)selalu menguraikan gagasan mereka untuk menjadikan Sebulu ini sebagai kecamatan sendiri. Hamid dan Dison orangnya teguh dengan pendiriannya dan tidak mudah putus asa. Dengan berbagai rencana yang mereka rancang untuk mewujudkan mimpi mereka sampai Akhirnya mereka bertemu dengan seseorang yaitu:M.Ali Ibrahim(Alm) mantan Militer Belanda dan pernah menjadi Upas Kerajaan KUTAI,Komandan Pasukan Sadewa atau Merah Putih yang diantar oleh Kolonel Soekanda dari Jawa Barat,Letkol Hasan Basrie Lambung Mangkurat Banjarmasin.
...............To be continued...............
Sumber : AKHMAD YANI (Kepala Desa Sebulu Ulu)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar