SEJARAH BERDIRINYA DESA SEBULU DAN KECAMATAN SEBULU
MUKADDIMAH
Dengan berkat rahmat ALLAH SWT Sang pencipta alam semesta beserta isinya yang telah melimpahkan Rahmat,Taupik,Hidayah dan Inayyah nya kepada kita sekalian.
Sholawat dan Salam semoga selalu tercurahkan kepada Junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW Beserta keluarga,sahabat dan para pengikut ajaran beliau sampai akhir jaman, Amiin ya robbal Aalamin.
Dengan ijin serta hidayah Allah SWT,dan
dengan dorongan hati yang kuat saya untuk menerbitkan bacaan yang
menguraikan sejarah kampung Sebulu dan berdirinya Kecamatan
Sebulu,Dengan keinginan yang kuat inilah kami mencoba menggali cerita
demi cerita,Akhirnya kami dapatkan lah sejarahnya lewat seorang
narasumber yaitu Bapak ABDUSSAMAD USMAN Kelahiran Sendawar Kec. Melak
tanggal 10 maret 1939 Mantan Pegawai Kecamatan Sebulu,Kec Kota Bangun
dan bendaharawan kantor perwakilan Bupati kutai Samarinda ,Pensiunan
April 1995.Dari bapak Abdussamad Kami dapatkan data dan keterangan yang Beliau dapatkan lewat tetuha kampung antara lain :
1.Neneknda H.M.Arsyad Imam tuha seboeloe(ALM)
2.Neneknda Asan Unggau turunan Wangsa Liut (ALM)
3.Ayahnda Haris (ALM)
4.Ayahnda Ugek / Doja (ALM)
5.Ayahnda Lupap / Beca (ALM)
6.Ayahnda Amer Husin Imam (ALM)
7.Neneknda Abd Berat(H.Syakir) yang juga sudah Almarhum.Data dan keterangan ini juga didapatkan langsung dari orang orang yang terlibat didalam perncanaan.
Kami
selaku penulis sangat menyadari kelemahan dan kekurangan kami dan awam
dalam semua hal,Khususnya mengenai opservasi pengumpulan cerita dari
mulut kemulut yang dicatat sesuai kemampuan daya ingat bapak Abdussamad Usman
sudah barang tentu banyak terdapat kekurangan dan lain sebagainya,kami
selaku penulis mengharap kan;Kritik,Saran dan teguran dari semua
pihak,Agar ungkapan Tulisan ini memberikan manfaat bagi para
pembacanya,Amiin ya robbal Alamin.
Wabillahi Taufik Wal Hidayah,Summas salamu’Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu. Terima kakasih
Karangan ABDUSSAMAD USMAN
Sebulu, Februari 2010
Penulis
Eri Handayani
Bismillahirrahmanirrahim.
Adat
Kutai sejak jaman dahulu kala sudah ada,Salah satunya yang masih sering
dilaksanakan Pelas kampung dan Erau,pada suatu ketika setelah selesai
acara Erau yang dilaksanakan oleh Sultan Kutai selama 40 hari maka
masing masing rombongan akan pulang Kampung dengan membawa sisa
perbekalan.pada sa’at itulah pimpinan rombong an Dua sekawan,Ma’ Tabo’ dan Ma’ Bunet
memutuskan untuk untuk pulang mengingat perbekalan yang sudah semakin
menipis maka diputuskan untuk mampir diEnnili,setelah diadakan
musyawarah maka diputuskan bahwa Ma’ Tabo’bertahan di Ennili,Ma’Bunet di Entapi Separi.hari berjalan berganti minggu,minggu berjalan berganti bulan,tahun pun makin berlalu,turunan Ma’Tabo’
beranak pinak laki dan bini,waktu berjalan musim berlalu pergantian
generasi dari waktu ke waktu,terpisahlah Ma’Tabo’dari Ennili ke hulu Ma’
Tabo’ meninggal diganti Sombong untuk mengurus kampung,sombong di
Angkat menjadi petinggi kampung pun bergeser ke Kelansari,karena
pengabdian beliau ke pada Sultan akhirnya Petinggi Sombong diberi gelar
WANGSA LIUT.Setelah Meninggal Wangsa Liut maka Jabatan Petinggi jatuh
kepada Singak, karena pengabdian beliau kepada sultan maka beliaupun
diberi gelar WANGSA KENDOI,setelah Wangsa Kendoi meninggal maka jabatan
pertinggi ditugaskan kepada ULEI,Setelah lima tahun Ulei men jabat maka
Ulei pun diberi Gelar Wangsa,setelah Wangsa Ulei meninggal jabatan
Peting gi diserahkan kepada ABD Riso,karena pemerintahan tersendat oleh
Sultan petinggi pun diganti dengan Muhammad,orangnya cerdik danlagi
cermat dengan Raja pun berhubu ngan dekat dan Akhirnya diberi gelar
SOETA NATA.Selama tiga (30) tahun beliau men jabat usia beliau semakin
lanjut penyakit pun semakin mundekat pekerjaan yang banyak pun
terhambat,Akhirnya beliau digantikan ABDOEL BERAT.Pada jaman itu sekitar
tahun 1954 Kampung Sebulu itu masih masuk didalam wilayah Kecamatan
Tenggarong, Rupanyanya dari sekian banyak Pemuda ada yang berpikiran
jauh kedepan tentang kema juan kampung,yaitu 2 kembar bersaudara :
1.Alm, H.HAMID BIN KUCEK.
2.Alm, H.EDISON BIN KUCEK.Keduanya putra pertama pasangan Ayahanda Kucek dan Ibunda Biyong yang keduanya juga sudah Almarhum.
Alkisah pada suatu hari di Tahun 1954 disebuah Warung kopi ”Embo’ INTAN”.H Intan binti Udan di Telok ngengol,Sebulu Kecamatan Tenggarong.Diwarung itu berkumpul sekelompok pemuda Antara Lain:
1. Almarhum Anggek putra Sebulu
2. Almarhum Asan Kakap putra Sebulu
3. Almarhum Asur/Asmuransah (babon) putra Sebulu
4. Almarhum Darham putra Sebulu
5. Ardin H putra Loa raya Tenggarong
6. Almarhum Asur (Acung) putra Sebulu
7. Abdul Sammad Usman putra Sebulu
8. Almarhum Ijab putra Sabintulung,Kumpa
9. Almarhum Cerot putra Sabintulung,Kumpa dan
10. Almarhum Japuk putra sabintulung,Kumpa,
Disaat asiknya menikmati suguhan kopidari ibu haji Intan,Hamid yang Waktu itu sebelum haji,keluar kata dari bibir baliau yang berkeinginan untuk menjadikan kampung Sebulu ini sebagai Kecamatan sendiri,kontan
saja semua penikmat kopi haji Intan tertawa,karena ucapan itu dianggap
Unik sekaligus Aneh,tetapi ada juga diantara pendengar yang merespon
ucapanitu,salah satunya neneknda Anggek bahkan beliau siap
membantu.Hamid dan Edison mencoba menjelaskan dengan keberadaan hutan
yang sangat luas,pegunungannya(dataran) maupun Rawa (Rapak) belukar,yang
hanya ditanami buah buahan seperti:Durian,Elai,Todak,Rambutan(Koyakan)
dan lainnya,hasil buahnya berlimpah,dan untuk menjualnya harus ke
Samarinda,Teng garong atau ke Muara muntai.sementara mata pencaharian
waktu itu hanya :
1.Behuma(Berladang)
2.Ngepang(Nyirap)
3.Nongkat Lobang (Batu bara)
4.Ndamar(Mencari Damar)
5.Ketiau(mencari
Malau) dan pekerjaan ini tidak perlu Sekolah.Sekolah yang ada hanya
sampai kelas Empat(4) untuk sampai ke kelas Enam (6) atau tamat harus
Sekolah di Tenggarong,hanya mereka yang orang tua nya yang mampu saja
bisa melanjutkan Sekolah Anaknya sampai ke Tenggarong untuk menjadi guru
dan lainnya.Pikiran Hamid waktu itu sudah jauh kedepan Cita cita beliau
sangatlah luhur dan dalam waktu yang tidak terlalu lama berita ini pun
tersebar luas kepada masyara kat,tak ayal lagi banyak yang (meholot)
mencemoohkan,ada yang mengatakan bahwa Hamid dan Dison menjadi Cita cita si Miun. Ada yang mengatakan(anak kucek handek gile melali jengan umpati rencananya*bahasa sebulu*)
Sampai
pada tahun 1955 hayalan Hamid dan Dison itu terus menjadi rencana dan
angan angan mereka,setiap kali ada orang berkumpul mereka(Hamid dan
Dison)selalu menguraikan gagasan mereka untuk
menjadikan Sebulu ini sebagai kecamatan sendiri. Hamid dan Dison
orangnya teguh dengan pendiriannya dan tidak mudah putus asa. Dengan
berbagai rencana yang mereka rancang untuk mewujudkan mimpi mereka
sampai Akhirnya mereka bertemu dengan seseorang yaitu:M.Ali Ibrahim(Alm) mantan Militer Belanda dan pernah menjadi Upas Kerajaan KUTAI,Komandan Pasukan Sadewa atau Merah Putih yang diantar oleh Kolonel Soekanda dari Jawa Barat,Letkol Hasan Basrie Lambung Mangkurat Banjarmasin.
...............To be continued...............
Tidak ada komentar:
Posting Komentar